Lamalera di Mata Andy Noya dan Kesalahpahaman soal Desa Perburuan Paus
Seorang jurnalis senior dan pembawa acara televisi, Andy F. Noya, mengaku punya kecintaan untuk berlibur ke kampung-kampung kecil di Indonesia. Belum lama ini dia mengunjungi salah satunya, sebuah kampung bernama Lamalera.
Dia membagikan pengalamannya berlibur ke Lamalera, sebuah desa nelayan di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur(NTT). Desa ini dikenal sebagai salah satu tempat perburuan paus tradisional di dunia.
Namun, kata Andy, di balik eksotisme dan keberanian para pemburu paus, terdapat nilai-nilai budaya dan sosial yang patut dihargai dan dilestarikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana kalau pun ada kelompok-kelompok ikan paus melewati daerah di Lamalera, itu bukan berarti diburu dan dibunuh semuanya. Ketika salah satu di antara paus itu menaikkan ekornya, tanda itu (menunjukkan) bukan kado yang diberikan kepada masyarakat," tuturnya.
Perburuan paus di Lamalera juga memiliki fungsi ekonomi dan sosial yang penting bagi masyarakat setempat. Daging, kulit, dan lemak paus yang didapat dari perburuan menjadi sumber makanan dan alat tukar atau barter dengan desa-desa lain.
Dengan demikian, kata dia, para pemburu paus di Lamalera pun dapat membiayai kebutuhan hidup keluarga dan pendidikan anak-anak mereka.
Namun, Andy Noya juga menyadari bahwa perburuan paus di Lamalera tidak bisa bertahan selamanya, mengingat perubahan iklim dan ancaman kepunahan paus.
Oleh karena itu, ia bersama timnya mencoba memberikan alternatif kepada masyarakat Lamalera, khususnya kaum perempuan, untuk mengembangkan potensi lain yang bisa menghasilkan uang, seperti menganyam.
Andy Noya dan timnya mendirikan rumah kolaborasi di Lamalera, tempat para perempuan bisa belajar dan berkreasi dengan menganyam berbagai produk, seperti tas, dompet, tikar, dan lain-lain.
Rumah kolaborasi ini mendapat dukungan dari masyarakat lokal, termasuk pastor yang menjadi salah satu figur yang dihormati di Desa Lamalera.
Ia berharap dengan adanya rumah kolaborasi ini, masyarakat Lamalera bisa memiliki pilihan dan peluang yang lebih luas untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, tanpa meninggalkan kearifan lokal yang sudah ada.
(anm/wiw)(责任编辑:探索)
- ·Banyak Manfaat, Buah Salak Bagus untuk Penyakit Apa Saja?
- ·Kenang Eks Wamen PU Hermanto Dardak, Ayah Wagub Jatim Emil Dardak, Ketum PII: Saya Sangat Kehilangan
- ·Ditembak Orang Suruhan Suami, Begini Kondisi Terkini Istri Kopda M
- ·Diapit Jokowi dan Iriana, Jan Ethes Tonton Langsung Penutupan ASEAN Para Games 2022
- ·Tren Seat Squatting, Orang Semaunya Ambil Kursi Pesawat Penumpang Lain
- ·Bertemu Presiden Joko Widodo Bahas Pembunuhan 6 Laskar FPI, Amien Rais Kutip Ayat Al
- ·Momen Wagub DKI Telepon Lurah Minta PPSU yang Aniaya Pacar Dipecat, Ini Isi Percakapannya
- ·4 Jenazah Korban Kebakaran Ruko Indekos di Tambora Berhasil Teridentifikasi, Ini Identitasnya
- ·KAI Respons Temuan BPK soal Penggunaan PMN Rp917 Miliar yang Tak Sesuai
- ·Temukan 10 Aduan, PDIP Minta Anies Tindak Oknum Intoleran di Sekolah
- ·FOTO: Intip Gaya Rambut Nyentrik Muda
- ·Modus Jual Minyak Goreng Murah, Wanita di Jakbar Tipu Belasan Warga hingga Raup Rp 529 Juta
- ·Jelang Akhir Jabatan, Anies Minta Penerusnya Lanjutkan Bangun Hunian Layak
- ·Jangan Aneh
- ·Akun KakekKampret Dipolisikan Mahfud MD: Kurang Ajar Ini
- ·Diapit Jokowi dan Iriana, Jan Ethes Tonton Langsung Penutupan ASEAN Para Games 2022
- ·Formula E Telan Dana Rp4,8 T, Wakilnya Anies Lantang Membantah, Malah Nantang PDIP Beberkan Bukti
- ·Daftarkan Pandai ke KPU, Farhat Abbas Optimis Partainya Jadi Peserta Pemilu 2024
- ·DPR Setuju Filianingsih Hendarta Jadi Deputi Gubernur Bank Indonesia
- ·Selain Penyekapan, BP2MI Sebut Ratusan Pekerja Migran Indonesia di Kamboja Dapat Intimidasi